Mahasiswa/I Kabupaten Tolikara Se-Indonesia Gelar Aksi Tuntut Uang Pemodokan dan Hak Biaya Hidup di Depan Kementerian Dalam Negeri

  1. Latar Belakang Tuntutan: Penjelasan mengenai permasalahan uang pemodokan (biaya asrama atau bantuan dana) yang menjadi hak mahasiswa, namun mungkin belum diterima. Mahasiswa asal dari Tolikara mereka sering kali tidak memiliki sumber pendapatan lain selain bantuan dari pemerintah daerah. Uang pemodokan di sini penting untuk menutupi biaya sewa tempat tinggal (asrama atau kontrakan) dan biaya hidup sehari-hari selama menempuh pendidikan. Jika pemerintah daerah tidak memberikan dukungan ini dengan baik maka, mahasiswa akan kesulitan untuk melanjutkan pendidikan. Pemerintah daerah telah berkomitmen untuk memberikan bantuan keuangan berupa uang pemodokan dan biaya hidup kepada mahasiswa yang bersekolah di luar daerah, namun komitmen ini tidak dipenuhi dengan baik karena alasan birokrasi, keuangan, atau lainnya maka mahasiswa merasa dirugikan. Penundaan atau pemotongan dana ini dapat menimbulkan ketidakpuasan dan menjadi alasan utama mereka untuk menuntut hak mereka supaya direalisasikan biaya hidup dan uang pemodokan sesuai dengan Tahun-tahun sebelum-nya. Maka hari kamis tanggal 12/09/24. Mahasiswa/I Tolikara mereka bakar ban di depan Gedung Kementerian Dalam Negeri.
  2. Tuntutan Hak Mahasiswa: Mahasiswa asal Tolikara menuntut agar pemerintah daerah memberikan dukungan finansial yang tepat waktu dan memadai. Bantuan ini biasanya berupa uang pemodokan (biaya asrama) dan biaya hidup untuk mendukung mereka selama belajar di luar daerah. Banyak mahasiswa yang kesulitan melanjutkan pendidikan tanpa bantuan ini, mengingat biaya hidup di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi. Mereka meminta agar pemerintah daerah konsisten dalam menyalurkan bantuan ini secara tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan yang mereka hadapi. Tuntutan mereka terkait hak-hak pendidikan, termasuk dukungan dari pemerintah daerah atau pusat dalam menyediakan fasilitas dan dana untuk mahasiswa asal daerah Tolikara.
  3. Jumlah Peserta Aksi: Estimasi jumlah mahasiswa yang mengikuti aksi, termasuk dukungan dari mahasiswa atau umlah peserta aksi diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan mahasiswa. Aksi ini didukung oleh 11 Koordinator wilayah Se-jawa bali mahasiswa Tolikara maupun mahasiswa lainnya yang turut bersimpati terhadap tuntutan mereka. Partisipasi aktif dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan solidaritas yang kuat di antara mahasiswa Tolikara se-Indonesia dalam menuntut hak-hak pendidikan yang mereka perjuangkan.
  4. Tanggapan Pemerintah: Reaksi dari Kementerian Dalam Negeri atau pejabat terkait, serta apakah ada dialog atau negosiasi yang dilakukan dengan mahasiswa. Pemerintah, melalui Kementerian Dalam Negeri, merespons aksi mahasiswa dengan menyatakan bahwa mereka akan meninjau tuntutan yang disampaikan. Pejabat terkait mengungkapkan kesediaan untuk berdialog dengan perwakilan mahasiswa guna mencari solusi yang tepat. Dalam pernyataannya, pemerintah juga menekankan pentingnya proses administrasi yang transparan dalam penyaluran dana bantuan. Meski begitu, hingga saat ini, belum ada keputusan pasti terkait negosiasi lebih lanjut, meskipun pihak kementerian telah membuka ruang untuk diskusi lebih lanjut.
  5. Kondisi Aksi Mahasiswa Tolikara: Aksi mahasiswa Tolikara berlangsung dengan tertib dan damai. Mahasiswa menyampaikan tuntutan mereka secara teratur, dengan membawa spanduk dan orasi yang berisi aspirasi terkait hak-hak pendidikan dan dukungan keuangan. Pihak keamanan, termasuk kepolisian, terlihat berjaga di sekitar lokasi aksi untuk memastikan keamanan dan ketertiban. Meskipun ada beberapa ketegangan kecil saat negosiasi dengan perwakilan pemerintah berlangsung, aksi ini pada umumnya berjalan lancar tanpa insiden besar. Koordinasi antara mahasiswa dan pihak keamanan cukup baik, sehingga demonstrasi dapat berlangsung aman.
Mohon bagikan Waaaa!!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *